-->

Melihat Perkembangan Komoditi Kakao Indonesia

Melihat Perkembangan Komoditi Kakao Indonesia


Kakao merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia. Peranan komoditas ini juga sangat penting bagi perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan, dan devisa. Selain itu, kakao juga mampu berperan dalam mendorong pembangunan daerah dan pengembangan agroindustri.

Kakao Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan negara penghasil kakao lainnya. Saat difermentasi dengan benar, kakao Indonesia bisa mencapai rasa setara dengan kakao dari Ghana. Selain itu, kakao Indonesia memiliki keunggulan yang tidak mudah meleleh sehingga sangat cocok bila digunakan untuk pencampuran. Dengan keunggulan ini, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik permintaan ekspor maupun domestik.

Produk Olahan

Hasil pengolahan komoditas kakao adalah konsumsi coklat, dimana nilai permintaan terus meningkat. Tingginya permintaan konsumsi coklat ini menciptakan peluang bagi industri kakao. Kementerian Perindustrian mencatat ada 20 perusahaan pengolahan kakao dengan kapasitas produksi 800.000 ton per tahun yang kini beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia. Produk olahan kakao yang dihasilkan oleh industri pengolahan bahan baku meliputi kue coklat, cocoa butter, cocoa liquor, dan cocoa powder. Selain nilai tambah dibanding biji kakao saja, produk yang dihasilkan juga menjadi produk ekspor.

Nilai ekspor produk kue coklat mencapai 155,2 juta dollar AS, mentega kakao 697,9 juta dollar AS, minuman keras kakao 89,6 juta dollar AS, dan bubuk kakao 163,9 juta dollar AS. Hingga saat ini masih ada peluang untuk meningkatkan devisa dari pengolahan biji kakao, apalagi bila produktivitas tanaman kakao dapat ditingkatkan. Namun di sisi lain, nilai produksi biji kakao juga perlu diperhatikan untuk menjamin pasokan bahan baku.

Produksi

Indonesia adalah salah satu produsen kakao terbesar di dunia. Produksi kakao Indonesia pada 2017 mencapai 400 ribu ton. Namun, nilainya tidak sesuai dengan kebutuhan industri dalam negeri yang nilainya mencapai 800 ribu ton. Karena itu, Indonesia harus memenuhi kekurangan kebutuhan ini dengan mengimpor. Pada 2017, Indonesia mengimpor 200 ribu ton dan angka ini merupakan jumlah impor kakao tertinggi sejauh ini.

Namun, Indonesia juga terus mengekspor biji kakao dengan kualitas terbaik. Nilai ekspor biji kakao Indonesia bisa mencapai 30 ribu ton per tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor biji kakao pada Januari 2018 meningkat. Nilai ekspor biji kakao pada Januari 2018 adalah sebesar US $ 3,62 juta naik 59,28% dibanding Desember 2017 yang sebesar US $ 2,27 juta. Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan Januari tahun 2017 lalu, lonjakan nilai ekspor biji kakao mencapai 171,45%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ekspor Januari 2018 yang hanya sebesar US $ 1,33 juta.

Ada 5 wilayah utama yang memproduksi komoditas kakao di Indonesia, yaitu Sulawesi, Sumatera Utara, Jawa Barat, Papua dan Kalimantan Timur. Nilai produksi terbesar berasal dari wilayah Sulawesi, dimana nilainya mencapai 75% dari produksi kakao nasional.

0 Response to "Melihat Perkembangan Komoditi Kakao Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel